BERANTAS KETIDAKSETARAAN DALAM PENANGANAN HIV/AIDS
Bismillahirrahmaanirrahim, Assalamualaikum Wr. Wb., Halo selamat Pagi Masyarakat Sukabumi umumnya dan sahabat sehat assyifa khususnya, bagaimana kabarnya? Semoga kita semua selalu diberi kesehatan jasmani dan rohani.
Badan Kesehatan Dunia, atau WHO telah menetapkan tanggal 1 Desember setiap tahunnya untuk memperingati Hari AIDS di berbagai tempat di seluruh dunia sejak tahun 2004. Hari ini diperingati sebagai sarana bagi seluruh populasi global untuk menunjukkan dukungan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai HIV/AIDS, pencegahan, serta penanggulangannya, sebab hingga saat ini, HIV/AIDS masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berdampak besar secara global, tidak terkecuali di Indonesia.
Peringatan Hari AIDS Sedunia setiap tahunnya memiliki beragam tema yang berbeda-beda, yang menunjukkan fokus gerakan yang ingin dicapai pada tahun tersebut. Pada tahun ini, WHO mengusung tema “equalize” yang berarti menyetarakan.
Apa yang perlu disetarakan? Ketidaksetaraan akses yang menghalangi penanganan HIV/AIDS perlu kita putus mata rantainya. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh ODHA, termasuk anak-anak serta populasi kunci masih perlu perhatian khusus dari kita semua. Apalagi dengan adanya pandemi COVID sejak tahun 2020, yang ditemukan memengaruhi progres penanggulangan HIV/AIDS di seluruh dunia, di antaranya dengan adanya keterbatasan sumber daya yang menempatkan jutaan jiwa pada risiko meningkatnya keparahan penyakit hingga kematian.
Ketidaksetaraan ini masih hadir di antara kita dalam berbagai proses pencegahan dan penanganan HIV/AIDS, yaitu pada saat pemeriksaan dan deteksi (testing) dan pengobatan (treatment). Hal ini diperberat juga oleh masih kentalnya stigma dan diskriminasi dalam masyarakat terhadap ODHA serta penyakit HIV/AIDS itu sendiri. Stigma dapat timbul karena adanya kesalahan persepsi mengenai proses infeksi HIV maupun kurangnya pengetahuan dasar mengenai penyakit ini serta agen penyebabnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan momen peringatan Hari AIDS Sedunia ini sebagai salah satu upaya untuk menggaungkan informasi-informasi yang tepat mengenai HIV/AIDS yang diharapkan dapat memangkas timbulnya stigma di antara masyarakat luas.
Contoh kesalahpahaman yang masih umum terjadi adalah mengenai penularan virus HIV. Virus HIV hanya dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah dan cairan kelamin. Interaksi sehari-hari dengan ODHA seperti berbicara dan berjabat tangan tidak dapat menjadi media penularan virus HIV. Oleh karenanya, diskriminasi dan pengucilan terhadap ODHA perlu kita hentikan, sebab hal ini dapat mempersulit akses ODHA terhadap layanan kesehatan yang mereka perlukan.
Dibutuhkan kerja sama antara berbagai elemen di masyarakat dan pemerintah dalam mencapai tujuan penanggulangan HIV/AIDS, utamanya dalam memutus rantai ketidaksetaraan. Pemerintah berperan dalam pengadaan program-program yang tepat guna, baik bagi ODHA maupun bagi populasi sehat agar tidak terinfeksi, sementara masyarakat berperan dalam mengedukasi satu sama lain untuk mempermudah pencegahan, deteksi dini, serta layanan terhadap pengobatan. Untuk itu, mari kita bersama-sama bersinergi dalam penyetaraan dan penghentian adanya stigma mengenai HIV/AIDS, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat kita.
Jazakillah khairan, semoga dapat bermanfaat bagi Sahabat Sehat sekalian
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Referensi:
1. https://www.un.org/en/observances/world-aids-day/
2. https://www.unaids.org/en/2022-world-aids-day
3. https://www.worldaidsday.org/2022-campaign/
4. https://journals.usm.ac.id/index.php/the-messenger/article/view/875/830