ARTIKEL

Oleh : dr M. Raihan Farrasky
Jabatan/Bagian : Dokter Internship

Diposting Pada Tgl :

Tips Berpuasa Bagi Penyandang Diabetes Melitus


Setiap 1 tahun, umat islam akan merayakan bulan yang mulia yang dikenal dengan Istilah Ramadhan, bulan kesembilan dalam Kalender Hijriah, ditandai dengan ritual keagamaan As-Saum (Puasa), yang merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Puasa dimulai dari subuh (Sahur/Sehri) hingga terbenamnya matahari (Buka Puasa).

Selama periode ini seseorang dilarang melakukan kegiatan makan dan minum. Berpuasa di bulan Ramadhan bersifat wajib bagi semua pemeluk Islam yang sudah mencapai baligh, terdapat pengecualian untuk individu yang tidak dapat berpuasa karena alasan tertentu. Yang termasuk dalam kategori ini adalah orang yang sangat tua/sangat muda, orang sakit, orang yang melakukan perjalanan, wanita hamil/menyusui, dan wanita pasca melahirkan dan masa menstruasi. Orang-orang yang termasuk dalam kategori-kategori yang disebutkan di atas harus mengganti hari-hari puasa Ramadhan yang terlewat di luar tanggalnya, dibalik itu, berpuasa pada bulan ramadhan tersebut juga tetap wajib bagi beberapa penderita penyakit tertentu, seperti pada penderita Diabetes Melitus terutama tanpa adanya komplikasi dari penyakit tersebut.


Diabetes Melitus sendiri adalah penyakit tidak menular berupa tingginya kadar gula darah dalam tubuh, masyarakat sendiri sering mengenal penyakit ini dengan “penyakit gula”. Kondisi tersebut membuat penderita diabetes perlu menjaga kadar gula darah dalam tubuh dengan memperhatikan pola makan serta asupan nutrisinya sebaik mungkin, bahkan saat berpuasa. Diabetes Melitus sendiri mengalami peningkatan setiap tahun dan menjadi ancaman kesehatan dunia. Prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 menyumbang 90% dari semua jenis diabetes dan merupakan salah satu yang terbanyak di dunia. Menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF) (2019), sekitar setengah miliar orang menderita diabetes. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) memperkirakan 2,2 juta angka kematian akibat penyakit diabetes melitus. Lantas, amankah puasa bagi penderita diabetes?


Salah satu hal yang terpenting bagi pasien diabetes melitus adalah pengendalian kadar gula darah dalam tubuh, maka perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi kadar gula darah agar tetap terkendali. Pengendalian kadar gula darah pada pasien tersebut  berhubungan dengan faktor diet atau perencanaan makan, karena gizi mempunyai kaitan dengan penyakit tersebut .


Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan, namun dengan pengendalian melalui pengelolaan diet Diabetes Melitus dapat mencegah terjadinya komplikasi. Kepatuhan diet merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penatalaksaan penyakit Diabetes Melitus. 


Yang pertama adalah “Diet yang optimal”, untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal dengan prinsip Diet Diabetes, sebagai berikut, 
1.Gizi seimbang  utamakan bahan makanan rendah indeks glikemik, seperti makanan tinggi serat, ubuh cenderung ingin mengonsumsi makanan tinggi gula untuk mengembalikan energi yang hilang setelah berpuasa. Hal tersebut perlu dihindari oleh penderita diabetes karena justru membuat kadar gula darah melonjak drastis.
2. Pertimbangkan Nilai kalori atau banyaknya makanan yang akan dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan individu. Dihitung berdasarkan data hasil wawancara seperti berat badan, tinggi badan, kebiasaan makan, aktivitas sehari-hari, jenis kelamin.
3. Mencegah komplikasi, hal ini difokuskan dengan mengontrol penyakit, seperti melakukan pengobatan rutin, dan juga mempertahankan gula darah tetap pada kadar mendekati normal.


   Jenis bahan makanan yang dianjurkan bagi pasien Diabetes Melitus, Sumber Makanan  Karbohidrat Kompleks seperti : Nasi, roti, mie, kentang, singkong dan sagu.  Protein rendah lemak seperti : Ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tahu, tempe, kacang kacangan. Lemak (dalam jumlah terbatas) Makanan yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus, dan dibakar (Kemenkes, 2024).

  Sejatinya berpuasa pada bulan Ramadhan bagi penderita Diabetes Melitus jika tetap memperhatikan point diatas, penderita tetap dapat menajalankan puasa,  tidak ada yang berubah untuk penderita Diabetes, kecuali menggeser jadwal makan. Dari pagi, siang, sore/malam menjadi saat buka dan sahur. Nilai kalori tetap disesuaikan dengan kebutuhan, dibagi ke dalam pola 3x makan 3x selingan. Waktu makan disesuaikan dengan jadwal penggunaan obat oral atau suntikan insulin, atau pada saat berpuasa, jadwal makan menjadi empat kali berupa dua kali makan utama dan dua kali selingan, di mana jumlah kalori yang diberikan sama seperti saat tidak berpuasa. Perbedaan hanya terletak pada jadwal dan distribusi makanan saja.

  Adapun pembagian porsi makan menjadi 40 persen saat makan sahur, 50 persen saat berbuka (10 persen saat membatalkan puasa dan 40 persen sisanya dalam bentuk makan malam), serta 10 persen sebelum tidur. Saat berbuka dianjurkan makan makanan yang segar dan bergizi seperti buah-buahan, baru diikuti dengan makan utama. Selama berpuasa juga harus memperhatikan kecukupan asupan air.
Bagi seseorang yang memiliki riwayat diabetes, berpuasa bisa menjadi tantangan besar, karena dianjurkan untuk makan secara teratur. Namun, bila dilakukan secara tepat, puasa bisa memberi manfaat bagi pengidap diabetes. 

Silahkan Berkomentar dengan baik dan sopan

Apakah Anda Mempunyai Pertanyaan?

Untuk Informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi customer service kami 0266-241461/241463 - Nomor Gateaway 0858 6179 3307

Jl.Jendral Sudirman No.3 kota Sukabumi Jawa Barat 43123
(0266)22663, 241461, 241463
Admin SAFA (Salam Assyifa) 0856-5986-4559
rsi_assyifa@yahoo.co.id - pemasaranassyifa@yahoo.com