ARTIKEL

Oleh : dr. Annisa Kusumawardhani
Jabatan/Bagian : Dokter Internship

Diposting Pada Tgl :

PENTINGNYA VAKSINASI SEBAGAI LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK


Assalamualaikum warga Sukabumi, apa kabarnya semua Semoga Allah SWT selalu memberikan Kesehatan dan keberkahan kepada kita semua. Akhir-akhir ini, dunia Kesehatan di Indonesia di gemparkan dengan maraknya kasus campak atau yang bisa kita sebut dengan "Morbilli".  Berdasarkan dari data Kementrian Kesehatan RI, disebutkan setidaknya terdapat 12 provinsi yang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus campak. Tercatat ada 3.341 kasus di tahun 2022 yang telah dilaporkan di 223 kabupaten atau kota dari 31 provinsi. Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Anggraini Alam, SpA (K), mengungkapkan telah terjadi pelonjakan kasus suspek campak hingga 32 kali lipat di tahun 2022, dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini diperkirakan terjadi akibat cakupan vaksinasi campak yang terus menurun. Apakah sebenarnya penyakit Campak? Bagaimana pencegahan terbaik yang dapat dilakukan? Mari kita bahas satu persatu permasalahan tersebut.

"Campak" atau "Morbilli" atau bisa disebut juga "Measles" merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular, disebabkan oleh morbillivirus. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada anak usia di bawah 5 tahun. Penyakit ini dapat menyerang usia berapapun baik berjenis kelamin laki laki maupun perempuan. Campak termasuk penyakit yang menular melalui percikan ludah dengan gejala demam tinggi, ruam makulopapular kemerahan (rash) dan gejala lain seperti batuk, pilek dan/atau konjungtivitis. Campak dapat menyebabkan immune amnesia yang akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga penderita rentan untuk terkena penyakit lain seperti pneumonia, diare dan radang selaput otak (meningitis), hingga komplikasi terburuk yaitu dapat menyebabkan kematian.

 

WHO telah melaporkan bahwa kegagalan vaksinasi anak-anak dengan 2 dosis vaksin mengandung measles (Measles Containing Vaccine – MCV) merupakan penyebab utama terjadinya peningkatan kejadian kasus campak serta peningkatan angka kematian akibat campak. Saat ini telah banyak kombinasi MCV yang beredar di dunia, yaitu kombinasi dengan Rubella (Measles-Rubella–MR), Rubella dan Mumps (Measles-Mumps-Rubella–MMR) dan Rubella, Mumps, Varicella (Measles-Mumps-Rubella-Varicella–MMRV). Di Indonesia sendiri kombinasi vaksin yang paling sering digunakan yaitu dengan Rubella atau vaksin MR. 

Angka penurunan cakupan vaksinasi campak disinyalir terjadi akibat dari pandemi COVID-19. Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data lima tahun terakhir menunjukkan ada penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar lengkap, maupun imunisasi lanjutan baduta (bayi di bawah dua tahun), yang cukup signifikan selama masa pandemi COVID-19. Capaian imunisasi campak-rubela lanjutan baduta pada tahun 2020 dan 2021 tidak dapat mencapai target yang ditentukan, dimana capaian pada tahun 2020 sebesar 65,3% dari target 76,4% dan capaian tahun 2021 (berdasarkan data laporan rutin sampai dengan 1 April 2022) hanya mencapai 58,5% dari target 81%.

 

Pada bulan Juli 2020, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melakukan Rapid Survey untuk mengetahui persepsi orang tua dan pengasuh dan dampaknya pada imunisasi rutin selama masa pandemic COVID-19 di Indonesia. Beberapa temuan menunjukkan adanya perubahan perilaku dan praktik dalam mencari layanan imunisasi selama pandemic, yaitu:

Ketakutan orang tua tertular COVID-19 di Puskesmas, Posyandu, atau fasyankes lainnya

Kekhawatiran atas kepatuhan tenaga kesehatan dalam mengikuti pedoman imunisasi yang aman di fasilitas pelayanan kesehatan

 

Maka dari itu, teruntuk wargi sukabumi terutama para orangtua, dianjurkan untuk melengkapi catatan imunisasi dasar lengkap serta imunisasi lanjutan baduta dari buah hati tercinta di fasilitas Kesehatan terdekat. Seorang anak berusia kurang dari 5 tahun dikatakan memiliki status imunisasi rutin lengkap apabila telah mendapatkan 1 dosis HB0, 1 dosis BCG, 4 dosis OPV, 4 dosis DPT-HB-Hib, 1 dosis IPV dan 2 dosis MR. Tidak lupa juga untuk selalu mencatat pelaksanaan imunisasi pada buku KIA. Apabila bukan kita yang melakukan pencegahan tersebut, maka siapa lagi? Salam sehat semuanya! 

Wassalamualaikum Wr. Wb. 

 

Referensi:

1. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf

2. https://www.unicef.org/supply/media/14281/file/Measles-Measles-Rubella-Combination-Vaccines-Market-and-Supply-Note-Oct-2022.pdf 

3. https://promkes.kemkes.go.id/petunjuk-teknis-bulan-imunisasi-anak-nasional-bian 

4. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/340657/9789240018600-eng.pdf 

 

Silahkan Berkomentar dengan baik dan sopan

Apakah Anda Mempunyai Pertanyaan?

Untuk Informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi customer service kami 0266-241461/241463 - Nomor Gateaway 0858 6179 3307

Alamat Jl.Jendral Sudirman No.3 kota Sukabumi 43123
Telp. (0266)22663,241461,241463
Fax. (0266)213433, 223742
Email. rsi_assyifa@yahoo.co.id - pemasaranassyifa@yahoo.com