ARTIKEL

Oleh : dr. Dyah Sari
Jabatan/Bagian : Dokter Internship

Diposting Pada Tgl :

Mengenal Diare pada Anak


Di musim seperti ini, Penyakit “Diare” sangat mudah terjadi, apalagi pada anak. Diare adalah kondisi yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar (BAB), dan tekstur feses yang lebih cair (mencret). Sebagai Orangtua, perlu mengetahui penyebab hingga cara mengatasi penyakit pencernaan ini pada anak.


Penyebab diare pada anak

Secara umum, penyebab diare pada anak adalah karena infeksi virus atau bakteri, seperti rotavirus dan bakteri salmonella. Terkadang, diare pada anak bisa disebabkan oleh parasit. Namun, kasus ini lebih jarang terjadi.

Kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko anak terkena diare. Sebab, anak bisa saja mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab diare.

Penyebab lain diare pada anak adalah tidak dapat mencerna makanan tertentu (intoleransi makanan), alergi makanan tertentu, reaksi obat-obatan tertentu, penyakit saluran pencernaan, keracunan makanan, masalah di cara kerja saluran pencernaan, dan operasi perut.

 

Gejala diare pada anak

Setelah mengetahui penyebab diare pada anak, perlu jug menyadari gejala-gejala yang mungkin terjadi, agar bisa memberikan perawatan sesegera mungkin.

Selain karakteristik feses yang terlalu cair, terdapat beberapa ciri-ciri diare pada anak yang dapat muncul.

Berikut adalah sejumlah gejala diare pada anak, yang bisa diidentifikasi:

  1. Demam
  2. Menggigil
  3. Feses yang mengandung darah
  4. Rasa sakit di perut
  5. Mual atau muntah
  6. Buang air besar yang tidak dapat dikontrol
  7. Kembung di perut
  8. Dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh.

 
Derajat Dehidrasi Akibat Diare pada Anak

 
Berdasarkan tingkat keparahannya, dehidrasi akibat diare digolongkan menjadi tiga jenis. Berikut rinciannya:

 

1. Tidak Dehidrasi

Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi cenderung tetap aktif dan beraktivitas seperti biasa, serta dapat minum seperti biasa. Selain itu, matanya tidak tampak cekung dan keluaran urinnya juga normal.

Namun, tetap penting untuk memperhatikan kebutuhan cairan anak dengan saksama. Berikan ASI, makanan biasa, atau susu formula yang biasa dikonsumsi anak, beserta 5–10 mililiter larutan rehidrasi oral (ORS) setiap kali diare terjadi. Pada kondisi tanpa dehidrasi ini, anak hanya akan kehilangan cairan kurang dari 5% dari berat badannya.

 

2. Dehidrasi Ringan hingga Sedang
 
Jika diare disertai dehidrasi ringan hingga sedang, anak akan tampak haus, sehingga produksi urinenya menurun. Selain itu, anak juga dapat mengalami gejala lain, seperti elastisitas kulit (turgor) berkurang, mata cekung, dan bibir kering.

Pada kasus seperti ini, orang tua harus segera membawa anak ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter. Pada kondisi dehidrasi ringan hingga sedang ini, anak dapat kehilangan 5–10% cairan yang merupakan bagian dari berat badannya.

 

3. Dehidrasi Berat

Pada kondisi dehidrasi berat, anak akan mengalami gejala yang mirip dengan dehidrasi ringan hingga sedang, yaitu kesadaran menurun, lemas luar biasa, denyut jantung dan pernapasan meningkat. Pada kondisi ini, anak perlu segera mendapatkan cairan infus di rumah sakit karena dapat kehilangan lebih dari 10% cairan yang merupakan bagian dari berat badannya.

 

Cara Mengatasi Diare pada Anak

  • Pastikan kebutuhan cairan anak tercukupi dengan memberikan oralit dan ASI (khusus untuk anak di bawah usia 6 bulan).
  • Berikan suplemen zinc selama 10 hari berturut-turut untuk memperbaiki lapisan usus yang rusak akibat diare.
  • Hindari pemberian obat-obatan pada anak tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
  • Berikan makanan yang mudah dicerna, seperti pisang, pasta, telur, kacang hijau, kentang, dll.
  • Diare ringan, seperti yang disebabkan oleh infeksi virus biasa, biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga hari. Di sisi lain, diare yang disebabkan oleh infeksi parasit atau bakteri biasanya memerlukan penanganan medis, seperti antibiotik dan antiparasit.

 

Cara Mencegah Diare pada Anak

  • Kasus diare pada anak di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa pencegahan diare pada anak, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
  • Ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah menyentuh benda kotor, dan setelah menggunakan toilet.
  • Pastikan anak mendapatkan tiga dosis vaksin rotavirus pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Pastikan makanan dan cairan yang dikonsumsi anak dimasak dengan matang dan bersih.
  • Berikan ASI eksklusif yang cukup bagi anak, setidaknya hingga mereka berusia dua tahun, untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.
  • Berikan nutrisi yang sehat dan seimbang yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan mereka.

 

Anjuran Pemberian Makanan untuk Anak yang Diare

 

  • Jika anak masih menyusu, berikan ASI lebih sering dan dalam durasi yang lebih lama pada pagi, siang, dan malam hari.
  • Jika anak sudah mulai mengonsumsi susu selain ASI, ibu dapat mengurangi jenis susu lainnya dan menambah asupan ASI anak. Ibu dapat memberikan bubur dan tempe sebagai pengganti susu formula

 

Silahkan Berkomentar dengan baik dan sopan

Apakah Anda Mempunyai Pertanyaan?

Untuk Informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi customer service kami 0266-241461/241463 - Nomor Gateaway 0858 6179 3307

Jl.Jendral Sudirman No.3 kota Sukabumi Jawa Barat 43123
(0266)22663, 241461, 241463
Admin SAFA (Salam Assyifa) 0856-5986-4559
rsi_assyifa@yahoo.co.id - pemasaranassyifa@yahoo.com