HINDARI PENYAKIT ASAM URAT KAMBUH SELAMA IDUL ADHA
Hari raya Idul adha sekitar 2 bulan lagi, idul adha identik dengan daging sapi, daging kambing, hingga daging domba. Bagi pecinta daging- dagingan, momen tersebut tentu akan sangat menyenangkan serta menggungah selera bukan? Namun hati- hati, kalap mengonsumsi beragam hidangan daging tentu bisa meningkatkan risiko penyakit asam urat atau gout arthritis. Simak pembahasannya dibawah ini.
Penyakit asam urat atau gout arthritis adalah salah satu jenis radang sendi yang terjadi karena adanya penumpukan kristal asam urat. Kondisi ini dapat terjadi pada sendi mana pun, seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling sering di jempol kaki (Kemenkes.RI). Asam urat ini merupakan asam berbentuk kristal hasil dari pemecahan purin (Dhalimarta 2008). Secara umum, gout arthritis lebih sering ditemukan pada jenis kelamin pria dibandingkan wanita, dan insidensinya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Menurut WHO kadar normal asam urat dalam darah untuk pria adalah 3.5-7 mg/dL, sedangkan untuk wanita 2.6-6 mg/dL
Daging, termasuk daging sapi, daging domba merupakan golongan makanan tinggi purin. Gejala yang timbul pada penderita gout arthtiritis yaitu :
• Sendi mendadak terasa sangat sakit.
• Jika asam urat menyerang persendian jari kaki maka penderita dapat kesulitan untuk berjalan akibat sakit yang mengganggu.
• Nyeri akan berkembang dengan cepat dalam beberapa jam dan disertai nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, disertai bengkak mencapai puncak dalam 6−12 jam, disertai dengan atau tanpa kemerahan pada sendi yang terkena.
• Saat gejala mereda dan bengkak pun mengempis, kulit di sekitar sendi yang terkena akan tampak bersisik, terkelupas dan terasa gatal.
• Meski gejala penyakit ini bisa mereda dengan sendirinya, harus tetap dilakukan pengobatan untuk mencegah risiko kambuh dengan tingkat gejala yang meningkat.
Lantas, bagaimana cara pencegahannya?
Dikutip dalam perhimpunan reumatologi Indonesia (IRA), gout dapat dicegah dengan Hindari makanan yang mengandung tinggi purin seperti hati, ampela, ginjal, jeroan, dan ekstrak ragi. Makanan yang harus dibatasi konsumsinya antara lain daging sapi, domba, makanan laut tinggi purin (sardine, kelompok shellfish seperti lobster, tiram, kerang, udang, kepiting, skalop). Demikian pula dengan gula yang ditemukan dalam corn syrup, pemanis pada minuman ringan dan jus buah juga dapat meningkatkan kadar asam urat.
Makna dari dibatasi adalah Anda masih diperbolehkan untuk mengkonsumsi bahan makanan tersebut, namun jumlah konsumsi dan frekuensi konsumsinya dibatasi. Contohnya saja untuk daging, ikan tongkol, ikan tenggiri dapat dikonsumsi maksimal 50 mg/ hari atau setara 1 potong sedang. Sedangkan jenis kerang dan udang dapat dikonsumsi maksimal 50 mg/ hari setara 5 buah sedang. Sementara konsumsi vitamin C, dairy product rendah lemak seperti susu dan yogurt rendah lemak, cherry dan kopi menurunkan risiko serangan gout. Selain pengaturan makanan, konsumsi air yang cukup juga menurunkan risiko serangan gout. Asupan air minum >2 liter/ hari disarankan pada keadaan gout dengan adanya batu saluran kencing. Sedangkan saat terjadi serangan gout direkomendasikan untuk meningkatkan asupan air minum minimal 8 – 16 gelas per hari. Keadaan dehidrasi merupakan pemicu potensial terjadinya serangan gout.
Apakah ada hal lain yang dapat dilakukan selain menghindari makanan tinggi purin?
Tentu saja ada, olahraga dilakukan secara rutin 3−5 kali seminggu selama 30−60 menit, meliputi latihan kekuatan otot, fleksibilitas otot dan sendi. Olahraga ini bertujuan untuk menjaga berat badan ideal dan menghindari terjadinya gangguan metabolisme yang dapat memicu serangan gout.
Apakah komplikasi yang dapat terjadi pada penderita penyakit gout?
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit gout ini adalah Tophi merupakan deposit kristal asam urat yang keras di bawah kulit, selain itu komplikasi yang dapat terjadi adalah batu ginjal akibat kristal asam urat yang mengendap di ginjal, dan gagal ginjal merupakan kondisi serius yang terjadi jika ginjal tidak dapat menyaring asam urat dengan baik.
Tophi Aradoini, Nassira et al. “Chronic tophaceous gout with unusual large tophi: case report.”
The Pan African Medical Journal 22 (2015): n. pag.
Itulah ulasan mengenai penyakit asam urat/ gout arthritis serta pencegahannya, semoga dengan ulasan ini dapat menambah wawasan serta kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT, aamiin