ARTIKEL

Oleh : dr. Kartika Noviani Widyaningsih, Sp. DVE
Jabatan/Bagian : Departemen Dermatologi Venereologi Estetika  RSI.Assyifa

Diposting Pada Tgl :

"KALAHKAN KUSTA!"


Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit Kusta? Rasa-rasanya, penyakit kusta akhir-akhir ini makin jarang terdengar. Namun, apakah ini berarti penyakit kusta telah hilang? Kusta belum berakhir. Penyakit yang berumur sangat tua ini sudah ada sejak tahun 1400 sebelum masehi, dan masih mengintai sebagian masyarakat Indonesia hingga kini. Mirisnya, Indonesia masih menjadi penyumbang kasus kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brazil. Di tahun 2021 ada 7.146 penderita kusta baru, dengan proporsi anak sebesar 11% (data per 24 Januari 2022). Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengkategorikan kusta sebagai salah satu penyakit tropis yang terabaikan (Neglected Tropical Disease).

Pemerintah masih terus berupaya memerangi penyakit ini hingga tuntas. Mulai dari melakukan upaya pencegahan penularan melalui edukasi, penyebaran informasi hingga pengobatan. Namun demikian, upaya eliminasi kusta di Tanah Air masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap keluarga dan penderita kusta. Akibat dari stigma ini, pasien kusta tidak dapat melanjutkan pendidikan, sulit mendapat pekerjaan, diceraikan oleh pasangan, dikucilkan oleh lingkungan, ditolak di fasilitas umum bahkan fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga penderita semakin sulit dideteksi dan diobati.
Penyebab utama kusta masih merajalela adalah terlambatnya penanganan akibat gejala yang sering diabaikan penderita. Pada umumnya, penderita abai untuk memeriksakan kusta karena tidak mengenali atau menyadari tanda dan gejala kusta tersebut. Untuk mencegah penularannya dan agar dapat disembuhkan, masyarakat perlu mengenali tanda-tanda kusta.

Masih banyak yang belum mengenal lebih jauh tentang kusta. Kusta dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai penyakit turunan, akibat dosa, kutukan, dan tidak bisa disembuhkan ataupun dicegah penyebarannya. Pernyataan tersebut adalah salah. Lalu, apa itu kusta? kusta merupakan penyakit infeksi dan menular yang disebabkan oleh kuman bernama Mycobacterium leprae. Kuman Mycobacterium leprae dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita (kontak yang lama dan berulang) dan melalui pernapasan dengan masa inkubasi 2-5 tahun setelah kuman masuk ke dalam tubuh.

Waspada Gejala Kusta

Gejala awal kusta tidak selalu tampak jelas, biasanya berupa bercak putih seperti panu atau bercak kemerahan yang berukuran sebesar koin hingga selebar telapak tangan. Bercak putih ini tidak sakit, tidak gatal, tetapi mati rasa (baal). Bercak paling sering ditemukan di area lengan, tungkai bawah, namun juga bisa terjadi di area tubuh yang lain.
Pada sebagian penderita, ada tanda lain yang menunjukkan bahwa ia terinfeksi bakteri Mycobacterium leprae penyebab kusta, seperti kemerahan yang tersebar pada tubuh, kulit sangat kering dan tidak berkeringat, rambut alis rontok sebagian atau seluruhnya. Terkadang bisa disertai demam hilang timbul, kesemutan terutama pada siku hingga jari-jari tangan.atau pada area sekitar punggung kaki dapat muncul jika terjadi peradangan pada saraf tepi lengan atau tungkai bagian bawah.dan nyeri sendi sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi bakteri penyebab kusta. Tanda dan gejala awal kusta seringkali tidak mengganggu bagi penderita sehingga menyebabkan keterlambatan penanganan. Bila tidak diobati, maka penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan saraf sehingga menimbulkan cacat.

Pencegahan Kusta

Bakteri Mycobacterium leprae berkembang pesat di suhu dingin. Di luar tubuh manusia, kuman dapat bertahan hidup antara 24-48 jam bahkan hingga sampai 9 hari, tergantung suhu dan cuaca di luar tubuh manusia. Semakin panas cuaca, maka semakin cepat kuman mati. Oleh karena itu, sangat penting membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Usahakan tidak ada tempat lembab di dalam rumah.

Sistem kekebalan tubuh turut memegang peranan penting dalam pencegahan kusta. Semakin baik sistem kekebalan tubuh kita, maka risiko untuk bakteri tersebut berkembang biak semakin kecil. Memelihara daya tahan tubuh agar tetap maksimal menjadi sangat penting terutama pada anak-anak dan lanjut usia. Pastikan asupan makanan kita kaya akan kandungan gizi yang dapat membantu meningkatkan sistem imun.


Pengobatan dan Stigma Kusta

Kusta merupakan penyakit menular. Meski gejala awal belum terasa pada penderita, namun risiko penularan sudah ada sejak seseorang terinfeksi. Penularan kusta bisa melalui percikan liur atau cairan pernafasan dan kontak kulit yang luka. Penularan penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama.  Kunci utama untuk mencegah penularan yaitu dengan peka terhadap tanda dan gejala.
Apabila Anda menemukan bercak putih atau merah yang terasa baal pada kulit Anda, segera periksakan ke dokter sehingga mendapat diagnosis yang tepat dan diobati hingga tuntas. Kusta yang dideteksi sejak dini sangat mungkin untuk disembuhkan dan dapat mencegah terjadinya kecacatan.
Pengobatan kusta menggunakan beberapa kombinasi antibiotik atau disebut dengan multi drug treatment. Pengobatan ini tentu saja harus tuntas dan sesuai dengan resep dokter untuk menghindari bakteri kusta menjadi kebal atau resisten sehingga dapat memutus rantai penularan. Obat-obatan untuk kusta disediakan gratis oleh pemerintah di beberapa puskesmas dan rumah sakit, pasien tidak perlu membeli.

Hal yang paling ditakutkan dari penyakit kusta adalah kemungkinan terjadinya kecacatan. Padahal, kusta adalah penyakit yang dapat diobati total tanpa meninggalkan kecacatan selama ditemukan sejak dini dan segera diobati hingga tuntas. Hal terpenting yang dibutuhkan dari seorang pasien kusta adalah dukungan dan motivasi dari keluarga untuk patuh menjalani pengobatan. Seperti yang kita ketahui, banyak stigma buruk yang muncul kepada pasien kusta. Masyarakat banyak yang masih menganggap kusta sebagai penyakit kutukan atau bahkan guna-guna sehingga pasien sering dikucilkan dan mengalami perlakuan diskriminatif.
Mari turut berperan serta untuk memerangi kusta dengan lebih peka terhadap tanda-tanda dan gejalanya, sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin dan risiko penularan dapat dicegah. 

Silahkan Berkomentar dengan baik dan sopan

Apakah Anda Mempunyai Pertanyaan?

Untuk Informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi customer service kami 0266-241461/241463 - Nomor Gateaway 0858 6179 3307

Alamat Jl.Jendral Sudirman No.3 kota Sukabumi 43123
Telp. (0266)22663,241461,241463
Fax. (0266)213433, 223742
Email. rsi_assyifa@yahoo.co.id - pemasaranassyifa@yahoo.com