ARTIKEL

Oleh : dr. Santika
Jabatan/Bagian : Ka bid Penunjang Medis dan Non Medis

Diposting Pada Tgl :

CST (CARE-SUPORT-TREATMENT) HIV-AIDS DAN IMS DI TENGAH PANDEMI


Sahabat sehat Assyifa dalam rangka hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 desember 2021, kami dari tim PDP RSI.Assyifa, akan sedikit memberikan informasi yang mudah mudahan membantu kita semua. KOTA Sukabumi, Jawa Barat, masuk lima besar daerah dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak di Jawa Barat. Hanya saja, pengidap HIV/AIDS di wilayah itu yang terdata Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat tidak seluruhnya warga Kota Sukabumi.

Jawa Barat berada di peringkat keempat jumlah terbanyak kasus HIV/AIDS di Indonesia. Hingga 2017, jumlah temuan HIV mencapai 29.533 kasus dan temuan AIDS mencapai 8.043 kasus, Jumlah kasus ini menempatkan Jawa Barat berada di peringkat keempat provinsi di Indonesia dengan kasus HIV/AIDS terbanyak.

Kasus penularan HIV/Aids di Kota Sukabumi pada periode Januari hingga September 2021 bertambah sebanyak 112 kasus. Dari 112 kasus baru tersebut, terbanyak didominasi oleh kelompok LSL 61 orang, pasangan risti 31 orang, pelanggan 10 orang, WPS 8 orang dan lainnya sebanyak 10 orang. Mencegah agar tidak terjadi kenaikan jumlah kasus, Komisi Penanggulangan Aids Kota Sukabumi telah melakukan berbagai langkah seperti bekerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya tokoh agama, tokoh masyarakat, komunitas, Penguruan Tinggi dan Organisasi Profesi, termasuk dengan Media serta dunia usaha.

Berkaitan dengan hal tersebut, RS Islam Assyifa Sukabumi mendukung pencegahan penyakit HIV/AIDS sebagai program nasional tersebut dengan membuka Layanan  CST (Care-Suport- Treatment) atau Layanan PDP (Perawatan Dukungan dan Perawatan) yang bernama Layanan PDP Poli AFIAT senantiasa berupaya optimal menanggulangi pencegahan penyakit menular virus HIV-AIDS di Kota Sukabumi.

Tujuan Pengobatan HIV adalah : Menekan jumlah virus HIV, secara maksimal dan jangka panjang dengan ART, mengembalikan status imunologi, memperbaiki kualitas hidup, menekan morbiditas dan mortalitas, mencegah infeksi.

Perawatan Dukungan Pengobatan padanannya CST (Care-Suport-Treatment) : Bagaimana melakukan perawatan, dukungan dan pengobatan pada penderita AIDS, Untuk pengendalian HIV-AIDS dan IMS adalah mengobati infeksi virus HIV dan terapi Antiretroviral (ART), mengobati infeksi oportunistik dan mencegah infeksi.

Pengobatan ARV diberikan setelah  mendapatkan konseling, mempunyai pengingat minum obat (PMO) dan pasien setuju patuh terhadap pengobatan seumur hidup. Pengobatan HIV harus diindikasikan  bagi penderita HIV yang telah menunjukkan:

1. stadium 3 atau stadium 4 atau jumlah sel T  limfosit  CD 4 kurang dari  atau sama dengan 350 sel/mm3. 

2. Ibu hamil dengan HIV, 

3. Penderita HIV dengan Tuberculosis.

Perjalanan Infeksi-HIV : terjadi infeksi periode  4 sampai 6 minggu, terjadi gejala infeksi akut, periksa anti HIV positif dalam periode 12 minggu, kemudian periode 3 tahun, 5 tahun dan 10 tahun terjadi infeksi kronis yang disebut penyakit AIDS.

Perlu diketahui pada masa pandemi seperti saat ini, ODHIV (Orang Dengan HIV/AIDS) menjadi salah satu kelompok yang bersiko tinggi terhadap COVID-19. dampak yang paling terasa adalah pengobatan terhadap HIV/AIDS.

Dampak terhadap jumlah pengobatan terhadap HIV/AIDS, tidak semuanya menurun. Ada yang stabil, tapi ada juga yang menurun,bahwa penurunan terhadap jumlah pengobatan ini terjadi karena selama masa pandemi COVID-19, obat antiretroviral atau ARV diberikan langsung untuk satu hingga tiga bulan. Namun pemberian obat ini juga harus memperhatikan ketersediaan obat yang ada di daerah masing-masing.

Selain mengganggu aktivitas pengobatan, COVID-19 juga memberikan dampak terhadap ketersediaan obat.

Sempat terganggu pada bulan April transisi Mei karena pada waktu itu lockdown juga di India, tetapi hanya terganggu sekitar satu minggu dan sampai hari ini obat sudah tersedia di semua layanan.

Obat ARV adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV yang bekerja dengan cara menghilangkan unsur yang diperlukan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan juga mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4 atau sel darah putih yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyediakan obat ARV secara gratis bagi ODHIV.

bagi ODHIV yang mengkonsumsi obat ARV secara rutin, tetap harus waspada dengan potensi penularan COVID-19.

Akhirnya Kami berharap seluruh elemen masyarakat menganggap bahwa ini adalah sebuah isu masalah kesehatan bersama. Jadi jangan lagi melihat orang itu terinfeksi, tapi bagaimana dia adalah tetap manusia yang memiliki hak yang setara dengan yang lainnya

 

Silahkan Berkomentar dengan baik dan sopan

Apakah Anda Mempunyai Pertanyaan?

Untuk Informasi lebih lengkap, Anda dapat menghubungi customer service kami 0266-241461/241463 - Nomor Gateaway 0858 6179 3307

Alamat Jl.Jendral Sudirman No.3 kota Sukabumi 43123
Telp. (0266)22663,241461,241463
Fax. (0266)213433, 223742
Email. rsi_assyifa@yahoo.co.id - pemasaranassyifa@yahoo.com